Selasa, 10 April 2012

Zaini Abdullah: Terima Kasih Aceh!

BANDA ACEH, KOMPAS.com —Calon gubernur dari Partai Aceh (PA), Zaini Abdullah, menyampaikan ucapan terima kasih untuk seluruh rakyat Aceh. Ia menilai rakyat Aceh telah mendukung pasangan Zaini/Muzakir pada Pilkada 2012 sehingga memperoleh suara terbanyak berdasarkan penghitungan cepat (quick count).

"Ini membuktikan Partai Aceh mendapat hati dari rakyat. Saya juga berterima kasih kepada tim sukses dan tiga purnawirawan jenderal yang telah memberi dukungan siang dan malam tanpa lelah kepada kami," kata Zaini kepada wartawan dalam konferensi pers di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, Senin (9/4/2012) sekitar pukul 20.45 WIB.

"Saya tidak menyangka hasil penghitungan suara begitu cepat. Saya berharap hasil quick count ini tidak bertentangan dengan yang akan dikeluarkan KIP Aceh nanti," imbuh Zaini didampingi Pemangku Wali Nanggroe Malik Mahmud, Ketua Tim Pemenangan Zaini/Muzakir Kamaruddin Abubakar (Abu Razak).

"Inilah hasil yang kita capai. Soal siapa pemenang atau kalah, saya kira tak perlu dibicarakan lebih dalam. Karena, semua kandidat adalah pemenangnya," tuturnya dalam konferensi pers yang berlangsung sekitar 15 menit.

Zaini juga berterima kasih kepada 16 partai koalisi yang telah memberikan dukungan maksimal.

Sumber: http://regional.kompas.com/

Penghitungan Suara Resmi dari KIP Aceh

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hafiz Anshari, menegaskan, penghitungan suara secara resmi hasil pemilihan kepala daerah Aceh berasal dari Komisi Independen Pemilihan Aceh (KIP).

"Penghitungan resmi itu nanti dari KIP Aceh," katanya di sela-sela silaturahim dengan calon gubernur/wakil gubernur serta jajaran pemerintahan sipil, TNI dan Polri di Banda Aceh, Selasa (10/4/2012).

Hal tersebut dikatakannya, menanggapi hasil pilkada sementara yang disampaikan oleh sejumlah lembaga survei melalui penghitungan suara cepat (quick count).

Hasil quick count LSI menyebutkan, calon gubernur/wakil gubernur pasangan Zaini Abdullah/Muzakir Manaf yang diusung Partai Aceh dan dukungan sejumlah partai politik lokal dan nasional, unggul dengan meraih 54,15 persen suara.

Ketua KPU Pusat juga menegaskan kembali bahwa kepastian hukum perolehan suara terbanyak pilkada, serta yang terpilih sebagai Gubernur/Wakil Gubernur Aceh untuk periode 2012-2017 itu, akan diumumkan oleh KIP pada 18 April 2012.

Berdasarkan pemantauan, Hafiz Anshari menilai bahwa proses pemungutan suara pilkada sudah berjalan baik dan damai berlangsung di seluruh Aceh.

Namun, kata dia, dalam hari-hari mendatang dan diperlukan kerja keras semua elemen masyarakat serta aparat keamanan dan pihak penyelenggara pilkada adalah pengawalan perjalanan kertas suara.

"Tolong dikawal dan diamankan bersama, bagaimana proses perjalanan kerta suara dari PPS, PPK (kecamatan) ke KIP kabupaten dan kota serta provinsi. Penetapan rekapitulasi suara yang mendapat kawalan kita bersama," katanya.

Perjalanan kertas suara dan penghitungan tetap itu perlu mendapat pengawalan ketat, kata Hafiz Anshari, termasuk kontrol masyarakat sehingga menjadi harapan ke depan tidak ada celah hukum untuk mengguggat pilkada.

"Yang paling penting dan menjadi catatan bahwa jika pilkada Aceh tidak ada gugatan, pemilihan di Aceh merupakan yang terbaik di Indonesia," katanya.

Sumber: http://regional.kompas.com

Inilah Visi dan Misi Zaini Abdullah

MENGENAKAN jas abu-abu dipadu dasi merah marun, Zaini Abdullah berdiri di mimbar berwarna coklat. Setelah membereskan berkas pidato, ia meraih gagang mikrofon.

“Saudara pimpinan, ingatkan saya jika waktu telah habis,” kata Zaini Abdullah mengawali pidato pemaparan visi dan misi di hadapan anggota parlemen yang mengikuti sidang istimewa di DPR Aceh, 22 Maret lalu.
Zaini merasa perlu menyampaikan hal di atas karena dua kandidat yang menyampaikan visi dan misi sebelumnya: Irwandi Yusuf dan Darni M. Daud, diinterupsi anggota DPRA dari Fraksi Partai Aceh. Mereka diinterupsi karena dinilai telah menggunakan waktu maksimal yang diberikan pimpinan sidang.

Pria kelahiran Teureubue, Beureunuen, itu lama bermukim di Stockholm, Swedia. Bekas Menteri Luar Negeri Gerakan Aceh Merdeka itu mengasingkan diri ke salah satu negeri Skandinavia itu karena menjadi buronan kelas kakap aparat keamanan di Indonesia. Sejak Aceh Merdeka dideklarasikan di Pidie pada 4 Desember 1976, Zaini menjadi pengikut setia Hasan Tiro.

Di Swedia, tepatnya di Nordsborg, Zaini bekerja sebagai dokter umum. Ia berkali-kali menjadi juru runding ketika Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka duduk satu meja untuk membahas perdamaian di Aceh. Termasuk, perundingan lima tahap yang difasilitasi Presiden Martti Ahtisaari dari Crisis Management Initiative di Helsinki, Finlandia.

Pada 15 Agustus 2005, kedua belah pihak mencapai kata sepakat untuk mengakhiri konflik yang menewaskan tak kurang dari 15.000 jiwa. Zaini lantas kembali ke Aceh dan menjadi warga negara Indonesia. Pada pilkada 2012 ini, ia memutuskan mencalonkan diri sebagai gubernur berpasangan dengan Muzakir Manaf. Mereka diusung Partai Aceh, partai lokal yang meraih suara terbanyak pada pemilihan 2009 lalu.

Saat menyampaikan visi dan misi, Zaini menyoroti potensi sumber daya alam Aceh yang berlimpah, yang belum maksimal digunakan. Menurut Zaini, Aceh merupakan daerah yang mempunyai potensi alam yang besar, sehingga bisa menjadi jaminan bagi terwujudnya rakyat Aceh yang makmur dan sejahtera.
“Sejarah juga telah membuktikan bahwa kejayaan dan kemakmuran bangsa Aceh telah pernah diraih pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda,” kata Zaini.

Berkaca pada kegemilangan sejarah masa lampau dan dengan potensi alam yang dimiliki Aceh, Zaini berjanji akan meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh. Karena itu adalah amanah endatu.
“Untuk menegakkan martabat dan marwah bangsa Aceh yang sejahtera, berkeadilan, serta mandiri dalam menjalankan pemerintahan di Aceh nantinya,” ujarnya.

Zaini menyorot sembilan permasalahan yang dihadapi masyarakat Aceh ke depan, yaitu: belum optimalnya pelaksanaan UU Pemerintaha Aceh sebagai wujud MoU Helsinki; masih tingginya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme; pelaksanaan nilai-nilai dinul Islam di Aceh yang belum maksimal.
Selain itu, Zaini juga menilai angka kemiskinan di Aceh masih tinggi; tingkat pengangguran terbuka juga masih tinggi; keterlibatan swasta dalam pembangunan masih rendah; sektor koperasi dan usaha kecil menengah belum berkembang dengan baik; rendahnya pemanfaatan potensi sumberdaya alam; dan pertumbuhan ekonomi Aceh yang masih rendah.

Karena itu, jika nanti terpilih, pasangan ini berjanji akan memperbaiki tata kelola pemerintahan Aceh yang amanah melalui implementasi dan penyelesaian turuan UU Pemerintahan Aceh untuk menjaga perdamaian yang abadi.

Kemudian, Zaini berjanji akan menerapkan budaya Aceh dan nilai-nilai Islam di semua sektor masyarakat; memperkuat struktur ekonomi dan kualitas sumberdaya manusia; melaksanakan pembangunan Aceh yang proporsional, terintegrasi, dan berkelanjutan; mewujudkan peningkatan nilai tambah produksi masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam.
Zaini berkali-kali menekankan pentingnya menjalankan roda pemerintahan Aceh berlandaskan Undang-undang No 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh sebagai wujud MoU Helsinki.

“Ini untuk mewujudkan pelaksanaan pemerintahan Aceh yang efektif dan efisien sebagaimana yang telah dituangkan dalam undang-undang tersebut, guna tercapainya masyarakat Aceh yang mandiri, makmur, dan sejahtera dalam bingkai NKRI,” kata dia.

Sumber : http://www.acehkita.com

Senin, 09 April 2012

Aceh Pilih Gubernur

BANDA ACEH - Hari ini, 9 April 2012, sebanyak 3.244.000 penduduk Aceh yang tersebar dalam 23 kabupaten/kota akan memilih gubernur/wakil gubernur yang akan memimpin provinsi berpenduduk 4,2 juta jiwa ini untuk lima tahun ke depan. Selain memilih gubernur/wakil gubernur, penduduk Aceh yang berada di 17 kabupaten/kota akan melakukan pemilihan bupati/wakil bupati, wali kota/wakil wali kota untuk periode yang sama.

Seperti diketahui, ada lima pasangan cagub/cawagub yang akan bertarung pada Pilkada 2012. Mereka adalah (sesuai nomor urut), Tgk H Ahmad Tajuddin AB (Abi Lampisang/HT Ir Suriansyah MSi, drh Irwandi Yusuf MSc/Dr Ir Muhyan Yunan MSc (Hw.Eng), Prof Dr H Darni M Daud MA/Dr Tgk Ahmad Fauzi MAg, H Muhammad Nazar SAg/Ir Nova Iriansyah MT, dan dr H Zaini Abdullah/Muzakir Manaf.

Kelima pasangan cagub/cawagub tersebut akan menggunakan hak pilih di lokasi tempat tinggal masing-masing (lihat; TPS cagub/cawagub). Menurut data Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, ada 9.786 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di 23 kabupaten/kota.

Ketua KIP Aceh, Abdul Salam Poroh ketika konferensi pers, Sabtu (7/4) memperkirakan antusiasme masyarakat yang akan memilih pada pilkada kali ini akan lebih besar dari pilkada dan pileg serta pilpres 2009.

Proses
Masih menurut keterangan pihak KIP, proses pemungutan suara di TPS berlangsung pukul 08.00-16.00 WIB. Sesampai di lokasi TPS, warga memperhatikan surat suara dalam kondisi baik dan tertera tanda tangan Ketua Kelompok Penyelenggaran Pemugutan Suara (KPPS) di desa setempat.

“Setelah mendapat surat suara, warga langsung ke TPS dengan mencoblos salah satu pasangan calon. Setelah ke luar dari bilik, harus mencelupkan jari ke dalam tinta yang sudah disediakan petugas,” kata anggota KIP Aceh, Nurjani Abdullah.

Pilihan rakyat
Siapa di antara kelima pasangan cagub/cawagub yang akan meraih suara terbanyak sekaligus menjadi gubernur/wakil gubernur terpilih periode 2012-2017, rakyatlah yang akan menentukan pada proses pilkada hari ini. Berbagai program dan komitmen yang disampaikan oleh masing-masing pasangan cagub/cawagub ketika tahapan kampanye pada 22 Maret-5 April 2012 akan menjadi salah satu referensi bagi rakyat untuk menentukan pilihannya.

Mantan Rektor IAIN Ar-Raniry, Prof Yusny Saby PhD pada acara silaturahmi dengan sejumlah tokoh Aceh dari berbagai lintas lembaga dan organisasi, di Aula Dinas Infokom Aceh, Banda Aceh, Sabtu (7/4) mengingatkan para calon kepala daerah untuk merealisasikan dan mempertanggungjawabkan semua janji yang telah disampaikan pada masa kampanye, jika nanti terpilih sebagai kepala daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Aceh.

Selain memilih gubernur/wakil gubernur, hari ini juga secara serentak masyarakat di 17 kabupaten/kota akan memilih bupati/wakil bupati dan wali kota/wakil wali kota. Semua pihak berharap, proses Pilkada Aceh hari ini akan berlangsung lancar, aman, dan damai.(her/nas)



Warga Banda Aceh serbu bilik suara

Banda Aceh (ANTARA News) -Ribuan warga Kota Banda Aceh mulai menuju tempat pemungutan suara (TPS) untuk pemilihan kepala daerah (pilkada) gubernur-wakil gubernur Aceh serta wali kota dan wakil wali kota setempat, Senin.

Dari pantauan ANTARA di Banda Aceh, ribuan warga mendatangi TPS yang telah disiapkan di desa mereka.  Tak ada raut kekhawatiran dari mereka yang akan menggunakan hak pilihnya dalam pilkada kali ini.

"Saya datang lebih awal untuk memilih calon pemimpin Aceh ke depan, tidak ada yang memaksa saya dalam pemilihan ini," kata Feri, pemilih asal Gampong Beurawe.

Namun, Feri menyesalkan keterlambatan distribusi kertas suara ke TPS yang seharusnya sudah berada di tempatnya pukul 07.00 WIB.

Sementara itu, di sejumlah ruas jalan di Kota Banda Aceh mendadak lengang, tidak terlihat mobil angkutan umum yang beroperasi. Jalan Abdullah Ujung Rimbabiasanya yang biasanya padat misalnya, mendadak sepi dan hanya dilintasi beberapa kendaraan pribadi.

Pusat perdagangan Pasar Aceh, Peunayong dan Seutui juga lengang karena sebagian besar pedagang tidak beraktivitas pada pemungutan suara.

Sementara itu sebagian besar toko di ruas jalan utama kota berpenduduk sekitar 230 ribu jiwa itu juga tutup, kecuali warung kopi dan kantor swasta.


Sumber :http://www.antaranews.com

TNI bantu pengamanan pilkada di Aceh Barat

Banda Aceh (ANTARA News) - Komandan Distrik Militer 0105/Aceh Barat menerjunkan 500 anggota TNI untuk membantu Polri mengamankan pelaksanaan pilkada setempat agar berjalan aman dan damai.

Komandan Kodim 0105/Aceh Barat, Letkol Inf Andi Sirajuddin, di Meulaboh, Kamis, menyatakan, 500 prajurit TNI itu terdiri dari 200 anggota batalion setempat dan 300 anggota Kodim.

"Meskipun tidak ada kejelasan dana untuk prajurit TNI-AD yang membantu tugas polisi mengawal pilkada, namun sudah dua bulan lalu saya terjunkan mereka, tujuannya agar pilkada berjalan aman dan damai," tegasnya.

Selain itu, prajurit TNI-AD yang dilibatkan tersebut dipastikan pula tidak ada yang terlibat narkoba, sama halnya seperti aparat kepolisian yang komit menempatkan personel di daerah pedalaman orang-orang yang tidak terlibat barang haram tersebut, katanya.

Pada bagian lain, Sirajuddin menyatakan, seluruh personel TNI-AD di bawah pimpinannya akan netral dalam pilkada.

"Kalau ada aparat TNI-AD di wilayah ini yang terlibat politik, maka kami tidak akan segan-segan mengambil tindakan tegas, karena hal itu sebuah pelanggaran bagi prajurit TNI-AD," katanya.

Sirajuddin meminta masyarakat melapor apabila menemukan prajurit TNI-AD yang terlibat polilik praktis, karena tujuan diterjunkannya TNI-AD untuk melindungi masyarakat dan menjaga keutuhan NKRI dalam pilkada.

Ia mengatakan, sembilan anak buahnya yang diduga terlibat narkoba sudah dihukum kurungan penjara selama tiga bulan dan dua lainnya langsung dilimpahkan ke Mahkamah Militer Kodam Iskandar Muda (IM).

Selain itu, dia juga berpesan kepada masyarakat dari 13 pasangan calon bupati/wakil bupati Aceh Barat yang sudah ditetapkan dapat memilih mereka sesuai hati nurani, tanpa paksaan ataupun intimidasi.

"Kalau ada masyarakat yang merasa diintimidasi, silakan mengadu ke Panwaslu, tapi kalau diancam senjata lapor polisi," katanya.

Pilkada di Kabupaten Aceh Barat akan dilakukan secara serentak dengan 17 kabupaten/kota dan provinsi pada 9 April 2012.


Sumber : http://www.antaranews.com