Selasa, 25 Januari 2011

KELUARGA SAKINAH


            Sesungguhnya kehidupan yang kita jalani ini merupakan perjalanan panjang yang penuh dinamika. Perjalanan itu kita ikuti dengan seksama. Ada kalanya menyenangkan dan ada kalanya memprihatinkan. Perasaan suka dan duka senantiasa silih berganti menyertai hidup kita. Kegagalan, kesuksesan, kebahagiaan, dan kesedihan ikut melengkapi perjalanan yang panjang itu. Semua itu merupakan suatu kesatuan dalam kehidupan setiap manusia yang tidak bisa dicerai-pisahkan.
Romantika dan dinamika hidup tersebut harus kita jalani dengan usaha yang sungguh-sungguh dan kepasrahan yang total terhadap apa yang telah digariskan oleh Allah dalam takdir-Nya. Kita hanya dituntut untuk berusaha meraih hasil yang terbaik dalam hidup ini. Adapun hasil dari usaha tersebut, kita terima dengan tulus (qana’ah) dengan penuh pasrah (tawakkal) kepada Allah SWT. Sebab, segala usaha dan aktifitas kita dalam hidup ini harus senantiasa diorientasikan untuk mengharap keridhaan-Nya. Dengan modal inilah, kita akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan hidup di dunia dan di akherat.

Pesan untuk Para Suami
           
Panutan kita, Nabi Muhammad SAW berpesan kepada kaum pria atau para suami untuk berlaku baik kepada kaum wanita atau para istri. Mereka adalah partner hidup.  Pesan itu beliau sampaikan ketika melaksanakan haji wada’ atau haji yang terakhir. Berikut petikannya:

فَاتَّقُوا اللهَ فِي النِّسَآءِ فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوْهُنَّ بِأَمَانَةِ اللهِ وَاسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوْجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللهِ (رواه مسلم وأبو داود وابن ماجه)

“Bertakwalah kamu kepada Allah mengenai wanita, karena sesungguhnya kamu telah menerima mereka sebagai amanat Allah dan menjadi halal menggaulinya dengan kalimat Allah.” (HR. Muslim, II/889 No.1218, Abu Dawud, II/185 No.1905 dan Ibnu Majah, II/1025 No.3074)

Dalam sabdanya yang lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, beliau menyampaikan:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَآئِهِمْ خُلُقًا (رواه الترمذي)

“Seorang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya. Sedangkan orang yang paling baik diantara kalian adalah orang yang paling baik budi pekertinya terhadap para istri.” (HR. al-Tirmidzi, III/466, No.1162)    

Pesan bagi Kaum Wanita
           
Sebagaimana pesan Nabi SAW kepada para suami, beliau juga menyampaikan pesannya kepada kaum wanita sebagai istri dan ibu rumah tangga. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra dan dari Aisyah ra, beliau bersabda:

لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَّسْجُدَ ِلأَحَدٍ َلأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا 
(رواه الترمذي وابن ماجه)

“Sekiranya aku memperbolehkan seseorang bersujud pada orang lain, pastilah aku akan perintahkan seorang istri bersujud pada suaminya.” (HR. al-Tirmidzi, III/465, No.1159 dan Ibnu Majah, I/595 No.1852)
            
Hadits ini dipahami secara metaphoris, bahwa seorang istri harus senantiasa taat pada suaminya apabila perintahnya itu baik. Dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah ra, Rasulullah SAW bersabda:

أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتْ الْجَنَّةَ (رواه الترمذي وابن ماجه)

“Wanita (istri) mana saja yang meninggal dunia dengan menyenangkan hati suaminya, maka ia akan masuk sorga.” (HR. al-Tirmidzi, III/466 No.1161 dan Ibnu Majah, I/595 No.1854)

Keluarga Bahagia

            Dalam berbagai bimbingannya, Nabi SAW mengajarkan pada kita agar membina rumah tangga yang bahagia, dipenuhi dengan ketenangan dan cinta kasih, beliau bersabda:

ثَلاَثَةٌ مِنَ السَّعَادَةِ وَثَلاَثَةٌ مِنَ الشَّقَاوَةِ، فَمِنَ السَّعَادَةِ : (1) الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ تَرَاهَا تُعْجِبُكَ وَتَغِيْبُ فتَأْمَنُهَا عَلَى نَفْسِهَا وَمَالِكَ، (2) وَالدَّآبَّةُ تَكُوْنُ وَطِيْئَةً تُلْحِقُكَ بِأَصْحَابِكَ، (3) وَالدَّارُ تَكُوْنُ وَاسِعَةً كَثِيْرَةَ الْمَرَافِقِ، وَمِنَ الشَّقَاوَةِ : (1) الْمَرْأَةُ تَرَاهَا فَتَسُؤُكَ وَتَحْمِلُ لِسَانَهَا عَلَيْكَ وَإِنْ غِبْتَ عَنْهَا لَمْ تَأْمَنْهَا عَلَى نَفْسِهَا وَمَالِكَ، (2) وَالدَّآبَّةُ تَكُوْنُ قَطُوْفًا فَإِنْ ضَرَبْتَهَا أَتْعَبَتْكَ وَإِنْ تَرَكْتَهَا لَمْ تُلْحِقْكَ بِأَصْحَابِكَ، (3) وَالدَّارُ تَكُوْنُ ضَيِّقَةً قَلِيْلَةَ الْمَرَافِقِ. (رواه الحاكم)

“Ada tiga kebahagiaan, yaitu: (1) memiliki istri yang shalihah, bila engkau memandangnya menyenangkanmu, dan bila engkau pergi hatimu mempercayai bahwa ia dapat menjaga dirinya dan menjaga hartamu. (2) Kendaraan yang layak, dan (3) Rumah yang luas yang banyak didatangi tamu. Ada tiga kesengsaraan yaitu: (1) istri yang kalau engkau memandangnya ia menjengkelkanmu, dan bila engkau pergi hatimu tidak merasa aman bahwa ia bisa menjaga dirinya dan hartamu. (2) Kendaraan yang tidak layak yang selalu menyakitkan hatimu, dan (3) tempat tinggal yang sempit yang jarang dikunjungi tamu.” (HR. al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain, II/175 No.2684).

Mendidik Keluarga

            Apabila anda sudah dapat membina keluarga dan kehidupan secara mandiri sesuai dengan perintah Allah SWT, maka tugas selanjutnya adalah mendidik keluarga dan anak-anak agar menjadi generasi penerus yang shalih, beriman dan bertakwa. Allah SWT berfirman:
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيدًا  (آل عمران: 9)

“Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. Ali Imran, 3:9)

Dalam ayat yang lain, Allah menyeru kepada orang-orang yang beriman agar senantiasa menjaga diri mereka dan keluarga mereka dari segala hal yang dapat menjerumuskan ke dalam api nereka. 
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا ..الأية (التحريم: 6)

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. al-Tahrim, 66:6)

Kebahagiaan yang paling tinggi dalam kehidupan adalah memperoleh petunjuk dan hidayah dari Allah SWT, serta memiliki anak-anak yang shalih yang menjadi kebanggaan keluarga dan masyarakatnya. Orang tua yang baik adalah mereka yang selalu mengarahkan anak-anaknya kepada jalan yang diridlai oleh Allah SWT. Karenanya Ananda harus menjadikan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan sebagai pedoman bagi Ananda bersama keluarga dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Adalah Luqman, seorang ahli pendidikan yang bergelar al-Hakim, yang namanya diabadikan dalam al-Qur’an, pernah menasehati putra kesayangannya sebagai berikut:
يَا بُنَيَّ! إِنَّ الدُّنْيَا بَحْرٌ عَمِيْقٌ قَدْ غَرَقَ فِيْهَا نَاسٌ كَثِيْرٌ فَلْتَكُنْ سَفِيْنَتُكَ فِيْهَا تَقْوَى اللهِ وَحَشْوُهَا إِيْمَانٌ بِاللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَشِرَاعُهَا التَّوَكُّلُ عَلَى اللهِ لَعَلَّكَ نَاجٍ وَلاَ أَرَاكَ ناَجِيًا
(رواه ابن المبارك والبيهقي)

“Wahai anakku sayang, sesungguhnya dunia ini laksana lautan yang dalam. Banyak manusia yang tenggelam di dalamnya. Maka jadikanlah takwa kepada Allah sebagai perahumu untuk mengarungi lautan itu, bekalmu adalah iman kepada Allah, dan tawakal kepada Allah sebagai layarnya. Dengan demikian, semoga engkau selamat. Aku tidak melihat keselamatan bagimu (kecuali dengan melakukan hal tersebut).” (HR. Ibn al-Mubarak dalam kitabnya al-Zuhd, I/190 No. 537, dan Al-Baihaqi dalam kitabnya al-Zuhd al-Kabir, II/335 No. 902).

Berbakti Pada Orangtua

            Setelah Anda hidup mandiri dengan keluarga yang sakinah, dipenuhi dengan ketentraman dan kebahagiaan, Ananda jangan melupakan untuk selalu berbakti kepada orang tua yang telah melahirkan dan membimbing Ananda selama bertahun-tahun, sehingga menjadi anak yang baik dan terpuji. Berbakti pada orang tua dalam pandangan Islam merupakan suatu keharusan yang selalu dijaga dengan baik. Dalam beberapa ayat al-Qur’an disebutkan bahwa berbakti pada orang tua demikian pentingnya, sehingga posisinya diletakkan setelah kita berbakti pada Allah SWT, sebagaimana dalam firman-Nya disebutkan:

وَوَصَّيْنَا اْلإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (لقمان: 14)

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman, 31:14)

Doa untuk Keselamatan dan Kesejahteraan
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Sesungguhnya telah sampai pada kami seruan dari Rasul-Mu, agar kami beriman pada-Mu, maka kamipun beriman, karena itu ampunilah segala dosa dan kekhilafan kami, dan sertakanlah kami bersama orang-orang yang berbuat baik.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pemberi Petunjuk.
Bimbinglah kami agar senantiasa mensyukuri nikmat-Mu, nikmat yang telah Kau anugerahkan pada kami, dan kepada kedua orang tua kami, bimbinglah kami agar dapat melaksanakan amal shalih yang Kau ridhai, berikanlah kebahagiaan pada keluarga kami, sesungguhnya kami adalah orang yang tunduk dan pasrah kepada-Mu.

Ya Allah Yang Maha Pemberi Karunia
Berikanlah karunia dan keberkahan-Mu pada mempelai berdua, satukanlah keduanya dalam keluarga yang sakinah yang dipenuhi dengan kasih sayang dan senantiasa memperoleh petunjuk dan ridha-Mu. Amin.
رَبَّنَا أتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِي اْلأخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

0 komentar:

Posting Komentar