Selasa, 10 April 2012

Zaini Abdullah: Terima Kasih Aceh!

BANDA ACEH, KOMPAS.com —Calon gubernur dari Partai Aceh (PA), Zaini Abdullah, menyampaikan ucapan terima kasih untuk seluruh rakyat Aceh. Ia menilai rakyat Aceh telah mendukung pasangan Zaini/Muzakir pada Pilkada 2012 sehingga memperoleh suara terbanyak berdasarkan penghitungan cepat (quick count).

"Ini membuktikan Partai Aceh mendapat hati dari rakyat. Saya juga berterima kasih kepada tim sukses dan tiga purnawirawan jenderal yang telah memberi dukungan siang dan malam tanpa lelah kepada kami," kata Zaini kepada wartawan dalam konferensi pers di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, Senin (9/4/2012) sekitar pukul 20.45 WIB.

"Saya tidak menyangka hasil penghitungan suara begitu cepat. Saya berharap hasil quick count ini tidak bertentangan dengan yang akan dikeluarkan KIP Aceh nanti," imbuh Zaini didampingi Pemangku Wali Nanggroe Malik Mahmud, Ketua Tim Pemenangan Zaini/Muzakir Kamaruddin Abubakar (Abu Razak).

"Inilah hasil yang kita capai. Soal siapa pemenang atau kalah, saya kira tak perlu dibicarakan lebih dalam. Karena, semua kandidat adalah pemenangnya," tuturnya dalam konferensi pers yang berlangsung sekitar 15 menit.

Zaini juga berterima kasih kepada 16 partai koalisi yang telah memberikan dukungan maksimal.

Sumber: http://regional.kompas.com/

Penghitungan Suara Resmi dari KIP Aceh

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hafiz Anshari, menegaskan, penghitungan suara secara resmi hasil pemilihan kepala daerah Aceh berasal dari Komisi Independen Pemilihan Aceh (KIP).

"Penghitungan resmi itu nanti dari KIP Aceh," katanya di sela-sela silaturahim dengan calon gubernur/wakil gubernur serta jajaran pemerintahan sipil, TNI dan Polri di Banda Aceh, Selasa (10/4/2012).

Hal tersebut dikatakannya, menanggapi hasil pilkada sementara yang disampaikan oleh sejumlah lembaga survei melalui penghitungan suara cepat (quick count).

Hasil quick count LSI menyebutkan, calon gubernur/wakil gubernur pasangan Zaini Abdullah/Muzakir Manaf yang diusung Partai Aceh dan dukungan sejumlah partai politik lokal dan nasional, unggul dengan meraih 54,15 persen suara.

Ketua KPU Pusat juga menegaskan kembali bahwa kepastian hukum perolehan suara terbanyak pilkada, serta yang terpilih sebagai Gubernur/Wakil Gubernur Aceh untuk periode 2012-2017 itu, akan diumumkan oleh KIP pada 18 April 2012.

Berdasarkan pemantauan, Hafiz Anshari menilai bahwa proses pemungutan suara pilkada sudah berjalan baik dan damai berlangsung di seluruh Aceh.

Namun, kata dia, dalam hari-hari mendatang dan diperlukan kerja keras semua elemen masyarakat serta aparat keamanan dan pihak penyelenggara pilkada adalah pengawalan perjalanan kertas suara.

"Tolong dikawal dan diamankan bersama, bagaimana proses perjalanan kerta suara dari PPS, PPK (kecamatan) ke KIP kabupaten dan kota serta provinsi. Penetapan rekapitulasi suara yang mendapat kawalan kita bersama," katanya.

Perjalanan kertas suara dan penghitungan tetap itu perlu mendapat pengawalan ketat, kata Hafiz Anshari, termasuk kontrol masyarakat sehingga menjadi harapan ke depan tidak ada celah hukum untuk mengguggat pilkada.

"Yang paling penting dan menjadi catatan bahwa jika pilkada Aceh tidak ada gugatan, pemilihan di Aceh merupakan yang terbaik di Indonesia," katanya.

Sumber: http://regional.kompas.com

Inilah Visi dan Misi Zaini Abdullah

MENGENAKAN jas abu-abu dipadu dasi merah marun, Zaini Abdullah berdiri di mimbar berwarna coklat. Setelah membereskan berkas pidato, ia meraih gagang mikrofon.

“Saudara pimpinan, ingatkan saya jika waktu telah habis,” kata Zaini Abdullah mengawali pidato pemaparan visi dan misi di hadapan anggota parlemen yang mengikuti sidang istimewa di DPR Aceh, 22 Maret lalu.
Zaini merasa perlu menyampaikan hal di atas karena dua kandidat yang menyampaikan visi dan misi sebelumnya: Irwandi Yusuf dan Darni M. Daud, diinterupsi anggota DPRA dari Fraksi Partai Aceh. Mereka diinterupsi karena dinilai telah menggunakan waktu maksimal yang diberikan pimpinan sidang.

Pria kelahiran Teureubue, Beureunuen, itu lama bermukim di Stockholm, Swedia. Bekas Menteri Luar Negeri Gerakan Aceh Merdeka itu mengasingkan diri ke salah satu negeri Skandinavia itu karena menjadi buronan kelas kakap aparat keamanan di Indonesia. Sejak Aceh Merdeka dideklarasikan di Pidie pada 4 Desember 1976, Zaini menjadi pengikut setia Hasan Tiro.

Di Swedia, tepatnya di Nordsborg, Zaini bekerja sebagai dokter umum. Ia berkali-kali menjadi juru runding ketika Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka duduk satu meja untuk membahas perdamaian di Aceh. Termasuk, perundingan lima tahap yang difasilitasi Presiden Martti Ahtisaari dari Crisis Management Initiative di Helsinki, Finlandia.

Pada 15 Agustus 2005, kedua belah pihak mencapai kata sepakat untuk mengakhiri konflik yang menewaskan tak kurang dari 15.000 jiwa. Zaini lantas kembali ke Aceh dan menjadi warga negara Indonesia. Pada pilkada 2012 ini, ia memutuskan mencalonkan diri sebagai gubernur berpasangan dengan Muzakir Manaf. Mereka diusung Partai Aceh, partai lokal yang meraih suara terbanyak pada pemilihan 2009 lalu.

Saat menyampaikan visi dan misi, Zaini menyoroti potensi sumber daya alam Aceh yang berlimpah, yang belum maksimal digunakan. Menurut Zaini, Aceh merupakan daerah yang mempunyai potensi alam yang besar, sehingga bisa menjadi jaminan bagi terwujudnya rakyat Aceh yang makmur dan sejahtera.
“Sejarah juga telah membuktikan bahwa kejayaan dan kemakmuran bangsa Aceh telah pernah diraih pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda,” kata Zaini.

Berkaca pada kegemilangan sejarah masa lampau dan dengan potensi alam yang dimiliki Aceh, Zaini berjanji akan meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh. Karena itu adalah amanah endatu.
“Untuk menegakkan martabat dan marwah bangsa Aceh yang sejahtera, berkeadilan, serta mandiri dalam menjalankan pemerintahan di Aceh nantinya,” ujarnya.

Zaini menyorot sembilan permasalahan yang dihadapi masyarakat Aceh ke depan, yaitu: belum optimalnya pelaksanaan UU Pemerintaha Aceh sebagai wujud MoU Helsinki; masih tingginya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme; pelaksanaan nilai-nilai dinul Islam di Aceh yang belum maksimal.
Selain itu, Zaini juga menilai angka kemiskinan di Aceh masih tinggi; tingkat pengangguran terbuka juga masih tinggi; keterlibatan swasta dalam pembangunan masih rendah; sektor koperasi dan usaha kecil menengah belum berkembang dengan baik; rendahnya pemanfaatan potensi sumberdaya alam; dan pertumbuhan ekonomi Aceh yang masih rendah.

Karena itu, jika nanti terpilih, pasangan ini berjanji akan memperbaiki tata kelola pemerintahan Aceh yang amanah melalui implementasi dan penyelesaian turuan UU Pemerintahan Aceh untuk menjaga perdamaian yang abadi.

Kemudian, Zaini berjanji akan menerapkan budaya Aceh dan nilai-nilai Islam di semua sektor masyarakat; memperkuat struktur ekonomi dan kualitas sumberdaya manusia; melaksanakan pembangunan Aceh yang proporsional, terintegrasi, dan berkelanjutan; mewujudkan peningkatan nilai tambah produksi masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam.
Zaini berkali-kali menekankan pentingnya menjalankan roda pemerintahan Aceh berlandaskan Undang-undang No 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh sebagai wujud MoU Helsinki.

“Ini untuk mewujudkan pelaksanaan pemerintahan Aceh yang efektif dan efisien sebagaimana yang telah dituangkan dalam undang-undang tersebut, guna tercapainya masyarakat Aceh yang mandiri, makmur, dan sejahtera dalam bingkai NKRI,” kata dia.

Sumber : http://www.acehkita.com

Senin, 09 April 2012

Aceh Pilih Gubernur

BANDA ACEH - Hari ini, 9 April 2012, sebanyak 3.244.000 penduduk Aceh yang tersebar dalam 23 kabupaten/kota akan memilih gubernur/wakil gubernur yang akan memimpin provinsi berpenduduk 4,2 juta jiwa ini untuk lima tahun ke depan. Selain memilih gubernur/wakil gubernur, penduduk Aceh yang berada di 17 kabupaten/kota akan melakukan pemilihan bupati/wakil bupati, wali kota/wakil wali kota untuk periode yang sama.

Seperti diketahui, ada lima pasangan cagub/cawagub yang akan bertarung pada Pilkada 2012. Mereka adalah (sesuai nomor urut), Tgk H Ahmad Tajuddin AB (Abi Lampisang/HT Ir Suriansyah MSi, drh Irwandi Yusuf MSc/Dr Ir Muhyan Yunan MSc (Hw.Eng), Prof Dr H Darni M Daud MA/Dr Tgk Ahmad Fauzi MAg, H Muhammad Nazar SAg/Ir Nova Iriansyah MT, dan dr H Zaini Abdullah/Muzakir Manaf.

Kelima pasangan cagub/cawagub tersebut akan menggunakan hak pilih di lokasi tempat tinggal masing-masing (lihat; TPS cagub/cawagub). Menurut data Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, ada 9.786 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di 23 kabupaten/kota.

Ketua KIP Aceh, Abdul Salam Poroh ketika konferensi pers, Sabtu (7/4) memperkirakan antusiasme masyarakat yang akan memilih pada pilkada kali ini akan lebih besar dari pilkada dan pileg serta pilpres 2009.

Proses
Masih menurut keterangan pihak KIP, proses pemungutan suara di TPS berlangsung pukul 08.00-16.00 WIB. Sesampai di lokasi TPS, warga memperhatikan surat suara dalam kondisi baik dan tertera tanda tangan Ketua Kelompok Penyelenggaran Pemugutan Suara (KPPS) di desa setempat.

“Setelah mendapat surat suara, warga langsung ke TPS dengan mencoblos salah satu pasangan calon. Setelah ke luar dari bilik, harus mencelupkan jari ke dalam tinta yang sudah disediakan petugas,” kata anggota KIP Aceh, Nurjani Abdullah.

Pilihan rakyat
Siapa di antara kelima pasangan cagub/cawagub yang akan meraih suara terbanyak sekaligus menjadi gubernur/wakil gubernur terpilih periode 2012-2017, rakyatlah yang akan menentukan pada proses pilkada hari ini. Berbagai program dan komitmen yang disampaikan oleh masing-masing pasangan cagub/cawagub ketika tahapan kampanye pada 22 Maret-5 April 2012 akan menjadi salah satu referensi bagi rakyat untuk menentukan pilihannya.

Mantan Rektor IAIN Ar-Raniry, Prof Yusny Saby PhD pada acara silaturahmi dengan sejumlah tokoh Aceh dari berbagai lintas lembaga dan organisasi, di Aula Dinas Infokom Aceh, Banda Aceh, Sabtu (7/4) mengingatkan para calon kepala daerah untuk merealisasikan dan mempertanggungjawabkan semua janji yang telah disampaikan pada masa kampanye, jika nanti terpilih sebagai kepala daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Aceh.

Selain memilih gubernur/wakil gubernur, hari ini juga secara serentak masyarakat di 17 kabupaten/kota akan memilih bupati/wakil bupati dan wali kota/wakil wali kota. Semua pihak berharap, proses Pilkada Aceh hari ini akan berlangsung lancar, aman, dan damai.(her/nas)



Warga Banda Aceh serbu bilik suara

Banda Aceh (ANTARA News) -Ribuan warga Kota Banda Aceh mulai menuju tempat pemungutan suara (TPS) untuk pemilihan kepala daerah (pilkada) gubernur-wakil gubernur Aceh serta wali kota dan wakil wali kota setempat, Senin.

Dari pantauan ANTARA di Banda Aceh, ribuan warga mendatangi TPS yang telah disiapkan di desa mereka.  Tak ada raut kekhawatiran dari mereka yang akan menggunakan hak pilihnya dalam pilkada kali ini.

"Saya datang lebih awal untuk memilih calon pemimpin Aceh ke depan, tidak ada yang memaksa saya dalam pemilihan ini," kata Feri, pemilih asal Gampong Beurawe.

Namun, Feri menyesalkan keterlambatan distribusi kertas suara ke TPS yang seharusnya sudah berada di tempatnya pukul 07.00 WIB.

Sementara itu, di sejumlah ruas jalan di Kota Banda Aceh mendadak lengang, tidak terlihat mobil angkutan umum yang beroperasi. Jalan Abdullah Ujung Rimbabiasanya yang biasanya padat misalnya, mendadak sepi dan hanya dilintasi beberapa kendaraan pribadi.

Pusat perdagangan Pasar Aceh, Peunayong dan Seutui juga lengang karena sebagian besar pedagang tidak beraktivitas pada pemungutan suara.

Sementara itu sebagian besar toko di ruas jalan utama kota berpenduduk sekitar 230 ribu jiwa itu juga tutup, kecuali warung kopi dan kantor swasta.


Sumber :http://www.antaranews.com

TNI bantu pengamanan pilkada di Aceh Barat

Banda Aceh (ANTARA News) - Komandan Distrik Militer 0105/Aceh Barat menerjunkan 500 anggota TNI untuk membantu Polri mengamankan pelaksanaan pilkada setempat agar berjalan aman dan damai.

Komandan Kodim 0105/Aceh Barat, Letkol Inf Andi Sirajuddin, di Meulaboh, Kamis, menyatakan, 500 prajurit TNI itu terdiri dari 200 anggota batalion setempat dan 300 anggota Kodim.

"Meskipun tidak ada kejelasan dana untuk prajurit TNI-AD yang membantu tugas polisi mengawal pilkada, namun sudah dua bulan lalu saya terjunkan mereka, tujuannya agar pilkada berjalan aman dan damai," tegasnya.

Selain itu, prajurit TNI-AD yang dilibatkan tersebut dipastikan pula tidak ada yang terlibat narkoba, sama halnya seperti aparat kepolisian yang komit menempatkan personel di daerah pedalaman orang-orang yang tidak terlibat barang haram tersebut, katanya.

Pada bagian lain, Sirajuddin menyatakan, seluruh personel TNI-AD di bawah pimpinannya akan netral dalam pilkada.

"Kalau ada aparat TNI-AD di wilayah ini yang terlibat politik, maka kami tidak akan segan-segan mengambil tindakan tegas, karena hal itu sebuah pelanggaran bagi prajurit TNI-AD," katanya.

Sirajuddin meminta masyarakat melapor apabila menemukan prajurit TNI-AD yang terlibat polilik praktis, karena tujuan diterjunkannya TNI-AD untuk melindungi masyarakat dan menjaga keutuhan NKRI dalam pilkada.

Ia mengatakan, sembilan anak buahnya yang diduga terlibat narkoba sudah dihukum kurungan penjara selama tiga bulan dan dua lainnya langsung dilimpahkan ke Mahkamah Militer Kodam Iskandar Muda (IM).

Selain itu, dia juga berpesan kepada masyarakat dari 13 pasangan calon bupati/wakil bupati Aceh Barat yang sudah ditetapkan dapat memilih mereka sesuai hati nurani, tanpa paksaan ataupun intimidasi.

"Kalau ada masyarakat yang merasa diintimidasi, silakan mengadu ke Panwaslu, tapi kalau diancam senjata lapor polisi," katanya.

Pilkada di Kabupaten Aceh Barat akan dilakukan secara serentak dengan 17 kabupaten/kota dan provinsi pada 9 April 2012.


Sumber : http://www.antaranews.com

Senin, 19 Maret 2012

DPRA: Tuntaskan Lintas Calang-Meulaboh Tepat Waktu

MEULABOH - Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh meminta kepada pelaksana pembangunan jalan Calang-Meulaboh dan jembatan Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat yang kini sedang dikerjakan senilai Rp 330 miliar agar dituntaskan sesuai target pada Oktober 2012.

“DPRA berharap, pembangunan jalan dan jembatan di lintasan Calang-Meulaboh ini selesai secepatnya tanpa harus melewati batasan waktu yang ada. Kalau jalan ini bisa diselesaikan lebih cepat kenapa tidak, kan lebih baik,” kata Pimpinan DPRA H Sulaiman Abda didampingi Zuriat Suparjo selaku anggota DPRA asal pemilihan Aceh Barat, Nagan Raya dan Aceh Jaya kepada sejumlah wartawan, Minggu (18/3) sore di lokasi pembangunan jembatan Kuala Bubon.

Menurutnya, berdasarkan pemantauan pihak DPRA kemarin di sejumlah lokasi seperti di lokasi pembangunan jembatan dan badan jalan, terlihat proses pembangunan berjalan lambat. Sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan badan jalan nasional tersebut tak akan selesai tepat waktu.

Ia juga mengakui di beberapa lokasi badan jalan kini sudah mulai dilakukan pengaspalan, dan tentunya sangat membuat masyarakat senang mengingat ruas jalan yang rusak akibat gelombang tsunami dan gempa bumi itu mulai mengalami perubahan yang signifikan.

Karenanya, Sulaiman Abda dan Zuriat Suparjo berharap, pembangunan badan jalan dan jembatan di wilayah itu tuntas tepat waktu sehingga perekonomian masyarakat di kawasan pantai barat selatan Aceh akan lebih baik, maju dan berkembang.
 
Sumber: http://aceh.tribunnews.com

JK Optimis Pilkada Aceh Damai

MEDAN - Mantan Wakil Presiden RI HM Jusuf Kalla optimis pelaksanaan Pilkada 2012 yang digelar serentak di 17 kabupaten/kota plus Provinsi Aceh, 9 April mendatang, akan berlangsung damai. Pemerintah pusat diharapkan mampu mendukung situasi kondusif itu dengan mengedepankan perjanjian Helsinki.

Rasa optimis itu diungkapkan Jusuf Kalla saat menjadi pemateri dalam seminar “Kontruksi Perdamaian Aceh”, di sebuah hotel berbintang di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (17/3). JK yang terlibat langsung dalam proses perdamaian antara pemerintah RI dengan GAM pada Agusutus 2005 lalu itu mengaku sudah cukup mengenal budaya dan tipikal Aceh.

Menurutnya, masyarakat Aceh terkenal keras, tapi cukup berani ketika diajak berdialog. “Saya sudah membeli semua buku tentang Aceh, saya cukup tau bagaimana orang Aceh. Makanya saya berani jamin pilkada nanti tidak ada masalah,” kata JK.

Ia menilai serangkaian aksi penembakan yang terjadi belakangan ini, termasuk yang dialami Ketua DPRK Lhokseumawe Saifuddin Yunus bukanlah suatu gambaran buruk situasi keamanan di Aceh. JK berpendapat insiden itu hanya letupan kecil, yang tidak ada kaitannya dengan konflik. “Bukan konflik itu, hanya letupan kecil,” tukasnya.

Aksi penembakan seperti itu disebutnya sering terjadi di daerah lain Indonesia. Tapi dari sudut pandangnya, sesuatu yang terjadi di Aceh bakal dijadikan berita besar, dan menjurus menciptakan suasana mencekam. Kondisi itu diperparah ketika media asing ikut melakukan pemberitaan.

“Seandainya ada kerusuhan di Aceh, pasti langsung dikaitkan dengan konflik. Saya juga bingung, kok sangat banyak orang yang mengharapkan Aceh konflik,” tukasnya.

Dalam kesempatan itu JK mengingatkan pemerintah pusat agar tidak mencampur-adukkan kebijakan politik nasional dengan politik lokal Aceh. Minimnya pemahaman politikus maupun penegak hukum di Indonesia tentang perjanjian Helsinki membuat suhu politik di Aceh sempat meningkat.

“Harus diingat, Aceh itu provinsi otonomi khusus. Jadi MA (Mahkamah Agung) harus paham, kalau pelaksanaan pilkada di Aceh itu tidak sama dengan pilkada lainnya,” kata JK menyikapi putusan MA yang sempat diprotes Partai Aceh.(rw)

Sumber : http://aceh.tribunnews.com/2012/03/18/jk-optimis-pilkada-aceh-damai

Selasa, 06 Maret 2012

Pilkada Aceh, 3,244 Juta Orang Masuk DPT

berita8.com - 
Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh menetapkan pemilih tetap pilkada gubernur dan wakil gubernur yang digelar 9 April 2012 sebanyak 3,244 juta orang.

Ketua Kelompok Kerja Pendaftaran Pemilih KIP Aceh Tgk Akmal Abzal di Banda Aceh, Senin (5/3/2012), mengatakan jumlah tersebut bertambah dari daftar pemilih sementara yang ditetapkan 7 Januari 2012.

"Setelah kami duduk dengan 23 KIP kabupaten/kota, maka ditetapkan jumlah pemilih sebanyak 3.244.680 orang. Jumlah ini bertambah sekitar 17.094 pemilih dari daftar pemilih sementara yang banyaknya 3.227.586 orang," katanya.

Dari jumlah tersebut, kata dia, pemilih tetap laki-laki mencapai 1.600.854 orang dan perempuan 1.643.826 orang dengan jumlah pemilih pemula mencapai 88.499 orang.

Ia menyebutkan, jumlah pemilih tetap terbanyak ada di Kabupaten Aceh Utara mencapai 377.780 orang dan pemilih tetap paling sedikit dari 23 kabupaten/kota di Aceh adalah Kota Sabang dengan jumlah 23.871 pemilih.

Ia menegaskan, dengan ditetapkan daftar pemilih tetap tersebut, maka bagi yang tidak terdaftar tidak diperkenankan memilih calon kepala daerah pada pilkada.

"Kami tegaskan, yang tidak masuk DPT tidak berhak menggunakan hak pilihnya. Apalagi kamu sudah mengimbau masyarakat untuk memastikan namanya sudah terdaftar," ungkap dia.

Tgk Akmal Abzal mengakui pendataan pemilih pilkada tersebut merupakan pekerjaan melelahkan, menyusul berulang kalinya terjadi pergeseran jadwal pilkada.

"Kami berharap penetapan pemilih tetap ini untuk terakhir kalinya. Sebelumnya, KIP Aceh juga pernah menetapkan daftar pemilih tetap ini sebanyak tiga kali. Namun, terpaksa dimutakhirkan lagi karena adanya pergeseran jadwal pemungutan suara," kata Tgk Akmal Abzal.

Pilkada gubernur dan wakil gubernur Aceh digelar 9 April 2012. Pilkada tersebut digelar serentak dengan pemilihan 17 bupati/wali kota dari 23 kabupaten/kota di provinsi di ujung barat Pulau Sumatra tersebut.

Pilkada gubernur dan wakil gubernur diikuti lima pasangan calon, tiga dari perseorangan dan dua pasang diusung partai politik. Pasangan calon dari perseorangan itu, yakni Tgk Ahmad Tajuddin berpasangan dengan Teuku Suriansyah.

Kemudian, pasangan calon gubernur Irwandi Yusuf dan calon wakil gubernur Muhyan Yunan, serta pasangan Darni M Daud (calon gubernur) dan Ahmad Fauzi (calon wakil).

Sedangkan dua pasangan calon dari partai politik, yakni Muhammad Nazar (calon gubernur) dan Nova Iriansyah (calon wakil). Pasangan ini diusung Partai Demokrat dan PPP.

Serta pasangan calon Zaini Abullah dan Muzakir Manaf. Pasangan diusung Partai Aceh. Partai Aceh merupakan partai politik lokal di Aceh yang menguasai suara mayoritas di DPR Aceh, yang 33 kursi dari 69 anggota legislatif tersebut. (Fat/Ant)

Selasa, 10 Januari 2012

MENGENAL ISTRI-ISTRI NABI MUHAMMAD SAW

Berikut ini kita tampilkan nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW beserta sekilas penjelasannya:

1. SITI KHADIJAH: Nabi mengawini Khadijah ketika Nabi masih berumur 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah berumur 40 tahun. Khadijah sebelumnya sudah menikah 2 kali sebelum menikah dengan Nabi SAW. Suami pertama Khadijah adalah Aby Haleh Al Tamimy dan suami keduanya adalah Oteaq Almakzomy, keduanya sudah meninggal sehingga menyebabkan Khadijah menjadi janda. Lima belas tahun setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad SAW pun diangkat menjadi Nabi, yaitu pada umur 40 tahun. Khadijah meninggal pada tahun 621 A.D, dimana tahun itu bertepatan dengan Mi’raj nya Nabi Muhammad SAW ke Surga. Nabi SAW sangatlah mencintai Khadijah. Sehingga hanya setelah sepeninggalnya Khadijah lah Nabi SAW baru mau menikahi wanita lain.

2. SAWDA BINT ZAM’A: Suami pertamanya adalah Al Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa hari setelah kembali dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam’a sudah 65 tahun, tua, miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah sebabnya kenapa Nabi SAW menikahinya.

3. AISHA SIDDIQA: Seorang perempuan bernama Kholeah Bint Hakeem menyarankan agar Nabi SAW mengawini Aisha, putri dari Aby Bakrs, dengan tujuan agar mendekatkan hubungan dengan keluarga Aby Bakr. Waktu itu Aishah sudah bertunangan dengan Jober Ibn Al Moteam Ibn Oday, yang pada saat itu adalah seorang Non-Muslim. Orang-orang di Makkah tidaklah keberatan dengan perkawinan Aishah, karena walaupun masih muda, tapi sudah cukup dewasa untuk mengerti tentang tanggung jawab didalam sebuah perkawinan. Nabi Muhammad SAW bertunangan dulu selama 2 tahun dengan Aishah sebelum kemudian mengawininya. Dan bapaknya Aishah, Abu Bakr pun kemudian menjadi khalifah pertama setelah Nabi SAW meninggal.

4. HAFSAH BINT UMAR: Hafsah adalah putri dari Umar, khalifah ke dua. Pada mulanya, Umar meminta Usman mengawini anaknya, Hafsah. Tapi Usman menolak karena istrinya baru saja meninggal dan dia belum mau kawin lagi. Umar pun pergi menemui Abu Bakar yang juga menolak untuk mengawini Hafsah. Akhirnya Umar pun mengadu kepada nabi bahwa Usman dan Abu Bakar tidak mau menikahi anaknya. Nabi SAW pun berkata pada Umar bahwa anaknya akan menikah demikian juga Usman akan kawin lagi. Akhirnya, Usman mengawini putri Nabi SAW yiatu Umi Kaltsum, dan Hafsah sendiri kawin dengan Nabi SAW. Hal ini membuat Usman dan Umar gembira.

5. ZAINAB BINT KHUZAYMA: Suaminya meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan beberapa orang anak. Dia sudah tua ketika nabi SAW mengawininya. Dia meninggal 3 bulan setelah perkawinan yaitu pada tahun 625 A.D.

6. SALAMA BINT UMAYYA: Suaminya, Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga meninggalkan dia dan anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia saat itu berumur 65 tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia mengawini nya, tapi karena sangat cintanya dia pada suaminya, dia menolak. Baru setelah Nabi Muhammad SAW mengawininya dan merawat anak-anaknya, dia bersedia.

7. ZAYNAB BINT JAHSH: Dia adalah putri Bibinya Nabi Muhammad SAW, Umamah binti Abdul Muthalib. Pada awalnya Nabi Muhammad SAW sudah mengatur agar Zaynab mengawini Zayed Ibn Hereathah Al Kalby. Tapi perkawinan ini kandas ndak lama, dan Nabi menerima wahyu bahwa jika mereka bercerai nabi mesti mengawini Zaynab (surat 33:37).

8. JUAYRIYA BINT AL-HARITH: Suami pertamanya adalah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki agar kelompok dari Juayreah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juayreah menjadi tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of Al-Mustalaq). Bapak Juayreyah datang pada Nabi SAW dan memberikan uang sebagai penebus anaknya, Juayreyah. Nabi SAW pun meminta sang Bapak agar membiarkan Juayreayah untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih, Juayreyah menyatakan ingin masuk islam dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir. Akhirnya Nabi pun mengawininya, dan Bani Almustalaq pun masuk islam.

9. SAFIYYA BINT HUYAYY: Dia adalah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan kemudian menikahi Nabi SAW. Cerita nya cukup menarik, mungkin Insya Allah disampaikan terpisah.
10. UMMU HABIBA BINT SUFYAN: Suami pertamanya adalah Aubed Allah Jahish. Dia adalah anak dari Bibi Rasulullah SAW. Aubed Allah meninggak di Ethiopia. Raja Ethiopia pun mengatur perkawinan dengan Nabi SAW. Dia sebenarnya menikah dengan nabi SAW pada 1 AH, tapi baru pada 7 A.H pindah dan tinggal bersama Nabi SAW di Madina, ketika nabi 60 tahun dan dia 35 tahun.

11. MAYMUNA BINT AL-HARITH: Dia masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun. Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika Nabi SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW.

12. MARIA AL-QABTIYYA: Dia awalnya adalah orang yang membantu menangani permasalahan dirumah Rasullullah yang dikirim oleh Raja Mesir. Dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan. Tiga tahun setelah menikah, Nabi SAW meninggal dunia, dan Maria (thx buat Joan) akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H. Waktu itu, Umar bin Khatab yang menjadi Iman sholat Jenazahnya, dan kemudian dimakamkan di Al-Baqi.
Kalau sudah tahu begini dan kalau memang dikatakan mau mengikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW, kira-kira masih minat dan berani nggak ya kaum Adam untuk ber-istri lebih dari 1?

(sumber: anwary-islam.com)

Senin, 09 Januari 2012

Mendagri: Hanya KIP Yang Bisa Tunda Pilkada Aceh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengaku sangat berharap pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh sesuai jadwal yakni 16 Februari 2012. Terkait penundaan pilkada ditentukan oleh Komite Independen Pemilihan (KIP) Aceh.

"Penundaan dapat dilakukan kalau KIP menyatakan tak aman, misalnya. Sejauh ini KIP ataupun forum musyawarah pimpinan daerah menyatakan masih aman dalam penyelenggaraan pilkada," ujar Gamawan di Jakarta, Jumat (6/1/2012).

Menurut Gamawan, penundaan bisa saja terjadi ketika ada perubahan evaluasi KIP dan forum musyawarah pimpinan daerah. Namun, Gamawan melanjutkan, sejauh ini masih tetap bahwa pelaksanaan pilkada tetap dilaksanakan tanggal 16 Februari.

Demi kelancaran Pilkada Aceh, Gamawan mengimbau Gubernur Aceh dan forum musyawarah pimpinan daerah, dan masyarakat secara keseluruhan menjaga keamanan dan ketertiban di Aceh. Karena di sana akan ada 17 kabupaten kota yang akan melaksanakan pilkada.

"Itu yang saya minta kepada komponen masyarakat untuk menjaga iklim keamanan. Kalau tidak, penyelenggaraan pemerintah akan tersendat karena ditunda-ditunda lagi dan penyelenggara pemilu terganggu karena tidak aman," tambahnya.

Sumber : http://www.tribunnews.com/